Pages

Jumat, 13 Juli 2012

Become a Leader

Well, to everybody who reads this post I thank you and welcome you to enjoy my very own novel. This isn't my first writing. This novel will be written in  Indonesian. Hope you can enjoy this.. well, thank you...


Hari baru yang padat akan dimulai lagi besok aku hanya bisa mensupport diriku sendiri. Kuliah, kerja, dan menghadiri pertemuan ZOA akan mewarnai hari-hari ku esok. Baiklah waktunya memejamkan mata yang lelah ini.. "selamat malam". Mona, seperti itu orang-orang disekeliling ku memanggilku. Hari itu aku memulai hari ku dengan menyematkan beberapa ilmu di kepala ku yang sudah terisi penuh dengan hal-hal yang aku sendiri tak begitu tahu isi nya. Empat sks telah berlalu, seperti biasa aku dan teman-teman menghibahkan uang kami kepada mbak di Pantai (kantin kampus ku yang terkenal ramai oleh tongkrongan anak-anak kuliah dari semester awal ampe semester banyak). Bukan hanya mengisi perut yang sudah bernyanyi semenjak perkuliahan tadi, tapi misi utama kami adalah mencari "bird". Begitu kami sering menyebut cowok ganteng yang biasanya kami temui di pantai yang pastinya akan menjadi topik pembahasan utama kami saat itu. Harus ku akui meskipun aku terkesan acuh dan tak peduli tapi aku juga menikmati hal-hal aneh yang sering kami lakukan bersama. Okta, agustin, april, dan arum adalah sobat karib ku yang sering menghabiskan dan menghura-hurakan waktu dan uang untuk sesuatu yang penting dan menyenangkan menurut kami. Kami bahkan bisa saling mengebon (meminjamkan) uang jikalau salah satu dari kami sedang menderita krisis moneter. Pernah kami tak ubah nya seperti rantaian hutang yang tak putus-putus. Tapi itulah kami, saling membantu dan melengkapi satu sama lain. Mualailah satu persatu dari kami meng order makanan yang lezat tapi legah di kantong anak kuliahan. "Mon kek nya ikan pindang itu enak dibinasakan dalam mulut" ujar agustin yang memang bentuk dan ukuran tubuh nya bisa dikatakan triple L "hmm.. gak nafsu ah, kemarin nyokap masak pindang juga. Aku lebih pilih kerang sambal aja deh". "mb Madona (salah satu pegawai kantin yang kami beri julukan madona, aku sendiri tak tahu nama asli nya) aku mo ikan pindang yang ekor nya" ujar agustin mulai mengorder patin mangsanya. ketiga teman ku yang lain menyantap bakso yang ujar mereka enak, lezat, dan murah. Perbincangan para gadis yang lewat remaja dan belum memasuki usia dewasa pun dimulai. Sambil mengunyah dan menyuapkan suap demi suap ke goa, mata kami tak absen untuk melirik kiri, kanan, depan, dan belakang. Ada saja yang menyita perhatian kami dan menjadi topik pembicaraan. Dan seling beberapa saat kemudian topik barupun akan mulai dibicarakan. Tak akan ada yang mengerti apa yang sedang kami diskusikan, hanya kami berlima yang tahu dan asyik bahkan terbahak-bahak asyik berceloteh satu sama lain.


0 komentar:

Posting Komentar